Jika minggu lalu kita telah belajar bagaimana menginstall PHP, minggu ini kita akan mengenal lebih lanjut mengenai PHP ini. PHP sendiri merupakan singkatan dari Personal Home Page tools. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML, sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server-side berarti pengerjaan skrip akan dilakukan di server, baru kemudian hasilnya dikirimkan ke browser. Keunggulannya dari sifatnya yang server-side tersebut antara lain:
• Tidak diperlukan kompatibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena serverlah yang akan mengerjakan skrip PHP. Hasil yang dikirimkan kembali ke browser umumnya bersifat teks atau gambar saja, sehingga pasti dikenal oleh browser apapun.
• Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.
• Skrip tidak dapat “diintip” dengan menggunakan fasilitas view HTML source.
Sebagai contoh, perhatikan skrip PHP sederhana berikut ini:
• Tidak diperlukan kompatibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena serverlah yang akan mengerjakan skrip PHP. Hasil yang dikirimkan kembali ke browser umumnya bersifat teks atau gambar saja, sehingga pasti dikenal oleh browser apapun.
• Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.
• Skrip tidak dapat “diintip” dengan menggunakan fasilitas view HTML source.
Sebagai contoh, perhatikan skrip PHP sederhana berikut ini:
<HTML>
<HEAD>
<TITLE> Contoh Skrip PHP </TITLE>
<BODY>
<?
Echo �<H1> Hallo, saya skrip PHP </H1>�;
?>
</BODY>
</HTML>
<HEAD>
<TITLE> Contoh Skrip PHP </TITLE>
<BODY>
<?
Echo �<H1> Hallo, saya skrip PHP </H1>�;
?>
</BODY>
</HTML>
Setelah skrip ini dikerjakan di server, server akan memberikan output kepada browser sebagai berikut:
<HTML>
<HEAD>
<TITLE> Contoh Skrip PHP </TITLE>
<BODY>
<H1> Hallo, saya skrip PHP </H1>
</BODY>
</HTML>
<HEAD>
<TITLE> Contoh Skrip PHP </TITLE>
<BODY>
<H1> Hallo, saya skrip PHP </H1>
</BODY>
</HTML>
Output inilah yang dieksekusi oleh browser. Dengan output yang berupa tag-tag HTML biasa, maka output tersebut pasti dapat dieksekusi oleh browser apapun. Sebagai perbandingan dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2 untuk eksekusi skrip PHP pada Netscape dan pada IE.
Jika dibandingkan dengan skrip yang bersifat client-side, misalnya VBScript atau JavaScript, maka nampak nyata sifat browser independent tersebut. Perhatikan contoh berikut:
<HTML>
<HEAD>
<TITLE> Contoh JavaScript </TITLE>
<BODY>
<SCRIPT LANGUAGE="JavaScript">
document.write ("<H1> Hallo, saya skrip JavaScript </H1>");
</SCRIPT>
</BODY>
</HTML>
<HEAD>
<TITLE> Contoh JavaScript </TITLE>
<BODY>
<SCRIPT LANGUAGE="JavaScript">
document.write ("<H1> Hallo, saya skrip JavaScript </H1>");
</SCRIPT>
</BODY>
</HTML>
Jika skrip tersebut di atas dijalankan pada browser yang tidak mendukung JavaScript, maka browser tidak akan memberikan hasil apapun atau malah memunculkan teks yang diapit oleh tag <SCRIPT> yaitu �document.write ("<H1> Hallo, saya skrip JavaScript </H1>");�.
Misalnya skrip tersebut dijalankan pada NCSA Mosaic 3.0, hasilnya akan nampak seperti gambar 3. Namun jika NCSA Mosaic 3.0 tersebut menjalankan skrip PHP ternyata dapat berjalan dengan baik
Kelebihan PHP
PHP dapat “melakukan” semua aplikasi program CGI, seperti mengambil nilai form, menghasilkan halaman web yang dinamis, mengirim dan menerima cookie. PHP juga dapat berkomunikasi dengan layanan-layanan yang menggunakan protokol IMAP, SNMP, NNTP, POP3, HTTP, dan lain-lain. Namun tampaknya kelebihan PHP yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi dengan berbagai macam database. Saat ini, database yang didukung oleh PHP adalah:
• Adabas D
• InterBase
• PostgreSQL
• dBase
• FrontBase
• Solid
• Empress
• mSQL
• Sybase
• FilePro (read-only)
• Direct MS-SQL
• Velocis
• IBM DB2
• MySQL
• Unix dbm
• Informix
• Semua database yang mempunyai provider ODBC
• Ingres
• Oracle (OCI7 and OCI8)
Struktur Skrip
Seperti telah dibahas minggu lalu, skrip PHP ditambahkan ke dalam HTML dengan menggunakan delimiter khusus. Delimiter merupakan karakter atau kumpulan karakter yang membedakan antara skrip atau tag dengan teks biasa dalam HTML. Seperti kita ketahui, delimiter untuk tag HTML adalah karakter <>. Untuk PHP, delimiter yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk dokumen SGML/HTML biasa:
<? Skrip PHP ?> atau <?php skrip php ?>
2. Untuk dokumen XML:
<?php skrip PHP ?>
3. Untuk editor yang tidak mendukung PHP:
<script language=�php�>
skrip php
</script>
4. Dapat juga menggunakan delimiter ASP:
<% skrip PHP %>
Baris-baris pada skrip PHP dipisahkan dengan cara yang sama dengan C atau Perl, yaitu dengan menambahkan karakter titik koma (;). Contoh:
<?
Skrip php;
Skrip php;
?>
Jika terdapat skrip yang hanya terdiri dari satu baris, ada dua
<?
Skrip php;
?>
Atau:
<? Skrip php ?>
Jika digunakan
Untuk menambahkan komentar dalam skrip PHP dapat digunakan
<?php
skrip php; // Komentar satu baris
/* Komentar yang panjangnya
lebih dari satu baris */
skrip php;
skrip php; # Komentar
?>
Pengenalan struktur PHP ini merupakan dasar dari pelajaran mengenai PHP. Karena itu perhatikan baik-baik dan minggu depan kita akan mencoba membuat skrip-skrip PHP sederhana.